Monday, February 6, 2012

Random

Pagi tadi, langit cerah. Tadi pagi juga seharusnya kamu duduk disitu.

Tadi siang, langit mendung. Tadi siang juga seharusnya kamu berdiri disana.

Siang tadi rintik hujan akhirnya turun juga, sampai siang tadi juga kau belum menegurku.

Kucoba yakinkan diriku atas perubahan sikapmu dengan berfikir bahwa kau memang sedang sibuk sampai tak sempat menyapaku.

Tanpa sadar, kuputar kembali kilas balik hari sabtu lalu, saat kau nyatakan sesuatu tanpa tanda sebelum-sebelumnya yang kujawab dengan jawaban singkat yang membuatmu muak dan pastilah penuh dengan klise semata.Saat ku tanya mengapa, kau tak mampu jawab. Saat kutanya bagaimana, kau hanya terdiam. Kau malah beralasan bahwa aku memang selalu biasa-biasa saja padamu. Tidak, kamu salah, ada sesuatu yang tak biasa asal kau tahu.

Hujan reda, matahari datang kembali, dan kulihat kau berjalan mendekatiku. Saat itu, hanya kita berdua, menurutmu. Kau tanya lagi, "Jadi gimana?", yang seperti biasa hanya kujawab dengan senyum pepsodent yang memuakanmu. Namun, kulihat kau malah balas tersenyum, yang membuatku berfikir kau tak sepenuhnya marah padaku.

Kubaca timeline mu malam ini, kulihat, entah mengapa tanggal yang tercantum pas saat kita mulai bercakap-cakap di dunia yang tak nyata. Ku mulai berfikir mungkin aku salah menilaimu, namun kubuyarkan semua fikiran itu dengan alasan-alasan yang sampai sekarang masih berdebat di kepala ini. Keputusanku, kuyakin tak mungkin salah karna kutahu ku berdiri di atas pilar yang kokoh.

Kuingat lagi saat pertama bertemu, waktu itu kau terlihat terbaik dimata teman-temanku yang kubalas anggukan lengkap dengan senyuman. Ya, kau memang istimewa, kau lucu, kau tampan, kau.. lebih dari yang lain. Kau buat aku tertawa, tersenyum, dari yang awalnya terpaksa menjadi terbiasa. Kita tertawa, bercanda, saling menyapa. Kau mulai bertanya hal-hal klise yang selalu kujawab dengan candaan dan tawa yang kuanggap biasa. Sempat terbersit rasa, sempat terbersit ingin, walau kuurungkan semua karna kau memang belum mampu menembus semua batasan ini.

Sampai sekarangpun, kau memang istimewa buatku. Kau teman dekatku dan kau tahu itu, tak mungkin kita berharap lebih. Maafkan aku atas jawaban omong kosong yang tak membuatmu senang. Tapi kau tahu, semua itu karna kau.. istimewa.

Ku ingin ku jadi semangatmu, meneruskan langkahmu yang sempat tersendat. Ku ingin ku jadi pundakmu, saat kau merasa lelah atas semua hal yang telah kau lalui. Karna itulah ku ingin tetap menjadi sahabat terbaikmu, agar kau tak perlu ragu mencurahkan semua hal yang kau rasa, sedih, gundah, sampai bahagia.

Kamu, tanpa sadar jadi alasanku tersenyum saat semua keadaan jadi salah. Kamu, tanpa sadar jadi penyemangatku, saat semua hal jadi tak seperti seharusnya. Tapi kamu.. pantasnya memang tetap ada disana. Kamu.. my everything. Kamu.. my spirit that Allah gives to me. Kamu.. Istimewa:)


He knows when something is wrong, when something doesn't belong
He can read my mind
He has two arms to hold me
Four legs to wrap around me
But he's not your typical boyfriend
He's my alien

No comments:

Post a Comment

Powered By Blogger

Followers